Profil Desa Klegenwonosari
Ketahui informasi secara rinci Desa Klegenwonosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Klegenwonosari, Klirong, Kebumen. Mengupas tuntas letak geografis, demografi, potensi pertanian dan UMKM, serta denyut pembangunan infrastruktur dan sosial sebagai pusat pemerintahan kecamatan di pesisir selatan Jawa Tengah.
-
Pusat Pemerintahan dan Layanan
Desa Klegenwonosari merupakan pusat pemerintahan dan kegiatan sosial-ekonomi Kecamatan Klirong, didukung oleh fasilitas vital seperti kantor kecamatan, pasar, dan lembaga pendidikan.
-
Kekuatan Ekonomi Agraris
Sektor pertanian, khususnya padi, menjadi tulang punggung utama perekonomian desa, didukung oleh lahan sawah yang cukup luas dan sistem irigasi yang memadai.
-
Semangat Gotong Royong dan Pembangunan
Masyarakatnya menunjukkan semangat kebersamaan yang tinggi dalam berbagai kegiatan pembangunan, mulai dari perbaikan infrastruktur jalan hingga pembangunan fasilitas ibadah secara swadaya.

Desa Klegenwonosari, yang berlokasi strategis di Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menjelma sebagai sebuah wilayah dinamis yang memadukan peran vital sebagai pusat pemerintahan kecamatan dengan potensi agraris yang kuat. Berada di jalur perlintasan utama, desa ini tidak hanya menjadi etalase bagi Kecamatan Klirong tetapi juga merupakan motor penggerak ekonomi lokal yang bertumpu pada sektor pertanian dan geliat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terus berkembang. Dengan populasi yang padat dan semangat kegotongroyongan yang tinggi, Klegenwonosari secara konsisten menunjukkan kemajuan dalam pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat, menjadikannya salah satu desa paling signifikan di wilayah selatan Kebumen.
Letak Geografis dan Struktur Wilayah
Secara geografis, Desa Klegenwonosari terletak pada koordinat 7°44′22″ Lintang Selatan dan 109°38′6″ Bujur Timur. Lokasinya yang berada di dataran rendah pesisir selatan menjadikannya wilayah yang subur dan ideal untuk kegiatan pertanian. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen, Kecamatan Klirong memiliki luas total sekitar 43,25 km². Sebagai bagian integral dari kecamatan tersebut, Desa Klegenwonosari memiliki luas wilayah yang proporsional untuk menampung kawasan permukiman, lahan pertanian, serta fasilitas umum yang melayani warga desa dan sekitarnya.
Secara administratif, wilayah Desa Klegenwonosari berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di dalam Kecamatan Klirong. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Bumiharjo. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Klirong. Sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jerukagung, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Klegenrejo. Batas-batas wilayah yang jelas ini mempermudah koordinasi administrasi dan pembangunan antar desa. Struktur internal desa terbagi menjadi empat Rukun Warga (RW) yang mencakup beberapa pedukuhan, di antaranya Dukuh Wanasari Lor, Karangturi, Tanggulangin, dan Jurutengah. Pembagian ini memungkinkan pelayanan pemerintah desa menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara lebih efektif.
Pemerintahan dan Kondisi Demografi
Sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Klirong, Desa Klegenwonosari menjadi lokasi bagi kantor kecamatan, yang menjadikannya pusat aktivitas birokrasi dan pelayanan publik untuk 24 desa di sekitarnya. Keberadaan kantor kecamatan ini secara langsung memberikan dampak positif terhadap dinamika sosial dan ekonomi desa. Pemerintahan Desa Klegenwonosari, yang dipimpin oleh seorang kepala desa beserta jajaran perangkatnya, secara aktif menjalankan program-program pembangunan yang selaras dengan kebijakan pemerintah kabupaten. Berdasarkan informasi dari situs resmi desa, transparansi anggaran, terutama terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), menjadi salah satu fokus utama untuk membangun kepercayaan publik.
Dari sisi demografi, merujuk pada data BPS untuk Kecamatan Klirong tahun 2023, jumlah penduduk kecamatan mencapai 67.129 jiwa dengan kepadatan 1.552 jiwa/km². Desa Klegenwonosari, sebagai salah satu desa terpadat, menampung sebagian signifikan dari populasi tersebut. Dengan jumlah penduduk yang besar, desa ini memiliki sumber daya manusia yang melimpah. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, yang tercermin dari adanya sejumlah masjid dan musala sebagai pusat kegiatan keagamaan, seperti Masjid Jami` Abul Faid dan Masjid Irsyadul Hilam. Komposisi penduduknya bervariasi dari segi profesi, mulai dari petani, pedagang, aparatur sipil negara (ASN), hingga wirausahawan, yang menunjukkan kompleksitas struktur sosial-ekonomi di desa yang berfungsi sebagai ibu kota kecamatan ini.
Potensi Ekonomi: Tulang Punggung Pertanian dan Gerakan UMKM
Sektor ekonomi Desa Klegenwonosari ditopang secara kuat oleh bidang pertanian. Lahan sawah yang terhampar di sebagian besar wilayah desa menjadi sumber utama penghidupan bagi banyak keluarga. Komoditas utama yang dihasilkan yakni padi, dengan siklus tanam yang teratur berkat dukungan sistem irigasi. Selain padi, para petani juga menanam palawija seperti jagung, kedelai, dan sayur-mayur pada musim-musim tertentu untuk diversifikasi produk dan pendapatan. Keberhasilan sektor ini tidak hanya menyangga ketahanan pangan lokal, tetapi juga memasok hasil panen ke pasar-pasar di wilayah Kebumen.
Di luar pertanian, denyut ekonomi Klegenwonosari juga didorong oleh keberadaan Pasar Klegenwonosari. Pasar yang dibangun atas inisiatif dan swadaya masyarakat ini menjadi pusat perdagangan penting, beroperasi beberapa kali dalam seminggu dan menampung puluhan pedagang kios maupun los. Keberadaan pasar ini menciptakan perputaran uang yang signifikan dan membuka lapangan kerja di sektor perdagangan dan jasa. Di samping itu, semangat kewirausahaan masyarakat termanifestasi dalam bentuk UMKM. Berbagai kegiatan pengabdian masyarakat, seperti yang dilakukan oleh institusi pendidikan tinggi, tercatat pernah memberikan pelatihan pengolahan hasil panen cabai menjadi produk sambal kemasan. "Pemerintah desa berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM melalui pembinaan dan fasilitasi akses pasar. Kami percaya inovasi produk olahan dapat meningkatkan nilai jual dan kesejahteraan warga," ujar salah seorang perangkat desa dalam sebuah kesempatan. Inisiatif seperti ini menunjukkan adanya kesadaran untuk mengolah potensi lokal menjadi produk bernilai tambah.
Pembangunan Infrastruktur dan Kehidupan Sosial
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama di Desa Klegenwonosari, didukung oleh alokasi Dana Desa dan sumber pendanaan lainnya. Berbagai proyek telah dilaksanakan secara bertahap, mencakup perbaikan dan pengecoran jalan desa, pembangunan drainase untuk mencegah genangan air, serta rehabilitasi fasilitas umum. Keterlibatan aktif warga dalam bentuk kerja bakti, seperti yang sering didokumentasikan dalam kegiatan bersama Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil Klirong, menunjukkan tingginya modal sosial di desa ini. Semangat gotong royong ini tidak hanya mempercepat proses pembangunan tetapi juga mempererat ikatan sosial antarwarga.
Dalam sebuah berita yang dirilis oleh media lokal, Kepala Desa Klegenwonosari, Puji, mengucapkan terima kasih atas partisipasi TNI dan masyarakat dalam pembangunan salah satu musala di Dukuh Karangturi. "Kegiatan karya bakti seperti ini sangat memotivasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dan fasilitas bersama," ungkapnya. Selain pembangunan fisik, kehidupan sosial kemasyarakatan juga berjalan sangat dinamis. Organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna aktif dalam berbagai kegiatan, sementara lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah, termasuk SD Negeri Klegenwonosari dan beberapa SMK, memastikan akses pendidikan yang memadai bagi generasi muda. Keberadaan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan apotek juga menjamin layanan kesehatan dasar bagi masyarakat.
Tantangan dan Proyeksi Masa Depan
Meskipun memiliki banyak potensi, Desa Klegenwonosari juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian membuat perekonomian desa rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan dampak perubahan iklim. Selain itu, regenerasi petani menjadi isu penting, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik pada pekerjaan di sektor non-pertanian atau merantau ke kota besar. Tantangan lainnya yaitu meningkatkan daya saing produk UMKM lokal di tengah gempuran produk pabrikan yang lebih modern.
Menghadapi tantangan tersebut, pemerintah desa bersama lembaga terkait diharapkan dapat merumuskan strategi yang komprehensif. Proyeksi ke depan, Desa Klegenwonosari memiliki peluang besar untuk menjadi desa percontohan dalam integrasi pertanian modern dan ekonomi digital. Peningkatan kapasitas petani melalui penyuluhan teknologi pertanian, diversifikasi usaha tani ke arah agrowisata, serta penguatan branding dan pemasaran digital bagi produk UMKM merupakan beberapa langkah strategis yang dapat ditempuh. Dengan kolaborasi yang solid antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya, Klegenwonosari tidak hanya akan mempertahankan perannya sebagai pusat pemerintahan yang andal, tetapi juga bertransformasi menjadi inkubator ekonomi yang inovatif dan berdaya saing di Kabupaten Kebumen.